Permudaku – Bangunan layak huni untuk shalat berjamaah warga sekitar tak begitu saja berdiri. Sebuah cerita melekat melatarbelakangi berdirinya Musholla Al-Amin yang didirikan sekitar tahun 1984 oleh beberapa tokoh Dusun Kuduk-kuduk di antaraya Ust. Moh. Harun Bin Afandi (alm), Bahrum Bin Dulhaban (alm), Fauzi Bin Abdul Manaf (alm), Hisyam Bin Abdul Manaf (alm), Tallib Bin Matnawi.
Konon kala itu pendirian musholla diprakarsai oleh bapak Ust. Moh. Harun, mengingat banyaknya anak-anak yang belajar mengaji al-qur'an kepadanya. Dengan semangat kegotong-royongan yang tumbuh, akhirnya terealisasikan dengan ukuran 5 x 5 atau 25 m2, dan bapak Ust. Moh. Harun sendirilah yang saat itu ditunjuk menjadi ketua takmir musholla.
Seiring berjalanya waktu, pada tahun 2006 musholla pun direnovasi dan diperluas ukurannya menjadi 7 x 9 atau 63 m2, disertai penambahan teras. Dengan dana sumbangan warga dan dana hibah pemerintah kabupaten renovasi pun berjalan mulus. Sebelumnya, ketika pembuatan proposal permohonan dana sempat bingung karena musholla belum memiliki nama, maka secara spontan muncul pemikiran dengan nama Musholla Al-Amin.
Awalnya Musholla Al-Amin masih berdiri diatas tanah dengan status pinjam hak milik Aswam Bin Bakri yang ada di negara Malaysia. Berhubung musholla akan di renovasi maka perwakilan warga melalui Bapak Abdul Hamid (alm), Subhan, Idham Khalid menemui Aswam Bin Bakri pemilik tanah di Malaysia, dengan maksud meminta izin untuk melakukan renovasi terhadap musholla dan akhirnya bersedia menyumbangkan tanahnya untuk diwakafkan.
Di penghujung tahun 2006 dimulailah pembangunan besar (sebutlah demikian), dengan semangat gotong-royong warga bisa menyelesaikan pembangunan musholla. Beberapa tokoh dusun turut andil dalam pembangunan di antaranya Bapak Wahnan (alm), Abdul Hamid (alm), Ahmad Tahir, Mas'od Hosni, Nur Hasyim, Hamsun, Abdurrazak, Osman, Sairi, Dafir hingga diresmikan pada tanggal 3 mei 2007 dengan nama “Musholla Al-Amin”. (Rw)